The Invitation

The invitation






It doesn’t interest me what you do for a living. I want to know what you ache for, and if you dare to dream of meeting your heart’s longing.

It doesn’t interest me how old you are. I want to know if you will risk looking like a fool for love, for your dreams, for the adventure of being alive.

It doesn’t interest me what planets are squaring your moon. I want to know if you have touched the centre of your own sorrow, if you have been opened by life’s betrayals or have become shrivelled and closed from fear of further pain. I want to know if you can sit with pain, mind your own, without moving to hide it or fade it or fix it.

I want to know if you can be with joy, mine or your own, if you can dance with wildness and let ecstasy fill you to the tips of your fingers and toes without cautioning us to be careful, to be realistic, to remember the limitations of being human.

It doesn’t interest me if the story you are telling me is true. I want to know if you can disappoint another to be true to yourself; if you can bear accusation of betrayal and not betray your own soul, if you can source your own life from its presence.

I want to know of you can live with failure, yours and mine, and still stand on the edge of the lake and shout to the silver of the full moon, “Yes!”

It doesn’t interest me to know where you live or how much money you have. I want to know if you can get up, after the night of grief and despair, weary and bruised to the bone, and do what needs to be done to feed us.
It doesn’t interest me to know who you know or how you come to be here. I want to know if you will stand still in the centre of the fire with me and not shrink back.

It doesn’t interest me where or what or with whom you have studied. I want to know what sustains you, from the inside, when all else falls away.

I want to know of you can be alone with yourself and of you truly like the company you keep in the empty moments.



                                                                             .Sofiya Miller Arch.

bukan sekadar picisan.




Alhamdulillah....

Makin sibuk, makin rajin nak luang mase kat sini. Di hujung-hujung semester, di akhir-akhir minggu kuliah, macam-macam cerita, kerenah. Cerita yang best buat gelak, cerita yang buat perut menggelodak marah, tak puas hati. Lepas bengang2, datang kawan lain, bawak cerita lagi best, lupa dah yang tadi tu. Hehe :)
 
Tapi, dalam kita gelak-gelak, memang ada la yang sebenarnya menyentuh hati. Biasanya yang menyentuh hati ni, dari orang-orang yang sekeliling kita gak. Memang betul la kata orang, kita lebih sakit, susah nak sembuh, bila hati kita tu terhiris dengan orang yang biasa dengan kita.

Kalau nak di ikutkan, nak merajuk lama-lama. Memang sengaja buat muka, biar dia tahu yang kita ni terasa hati dengan dia. Tapi, petang tu tiba-tiba tergerak hati nak selak MyLucas (my lovely mr.Diary  ^-^ ) bertarikh 14 Sept 2009, ”aku nak jadi sahabat seikhlas Abdul Kaabah!” statement tu la yang paling sentap! Sangat refleks dengan diri sendiri.

Sahabat Rasullah saw yang paling rapat, namanya juga dipilih oleh Rasullah saw, dari Abdul Kaabah, ditukar kepada Abdullah ibn Abi Qahafah dan selalu digelar dengan nama Abu Bakar As siddiq. Beliau merupakan sahabat nabi yang paling rapat, yang paling setia, yang paling memahami dan membenarkan.

Aku sedih bila mengenangkan betapa kerdilnya penyerahan jiwa ku berbanding Abu Bakar. Aku gagal memahami, memberi peluang dan ruang buat orang lain. Akulah orang yang paling malu di akhirat nanti jika aku masih gagal mengubah kedudukan hatiku.
Aku masih lagi belajar untuk melunakkan jiwa dan menjinakkan hati. Belajar untuk membiasakan diri dengan perkara yang sepatutnya. Kadang-kadang aku keliru sendiri. Tapi..aku akan tegaskan. Biarlah aku ikhlaskan semuanya, sayangkan orang-orang di sekelilingku hanya kerana Allah swt.

Still, the wound won’t stop bleeding in such a sudden. I still need time. Whoever sees me like am not like before. Giggling, greening, non-stop talking (I think dats a usual me) Am sorry. Now, am facing the biggest things in my life, ever! I still working on a big and wholey transformation. I need tyme. My own space.

..So-fi-ya..




i dont know when it started. i just realize it suddenly.. i forgot who I am.. what I like, what I want to be, what was I...

hopefully.. am still sofya. am crazy readings classics (Jane Eyre.. love dat n crazy about it!) i love beach..and the best moment is when i smell the flower before i cud see them..i like rain, when it starts just the picnic is ending. having ice cream in rains.. giggling with my girls..i love blue..anything in blue. especially baby in blue gown. lovely!

for everyone who doesnt like me. it goes mind over matter. idun mind, n YOU dun matter.



 

aku si budak bebal..



cuma satu yang dikesalkan.. dia tidak bernama. tak sempat di berikan. kalaulah..pasti aku mencari kesempatan, memberi nama atau peluang buat dia. mungkin bukan kesempatan silapnya. yang pasti kjahilan ku menutup semua jalan di kala itu. semoga akhirnya Dia berbaik hati mnyucikan aku yang kotor..

di sini aku masih lagi bernafas tanpa perasaan.. gembira tanpa menyedari kegembiraan ku terletak pada kebaikan hati Nya. bersedih tanpa sebab! menangis tanpa sebab juga!

Semoga akhirnya Dia berbaik hati membiarkan aku kembali suci.. kembali pada Pemilik ku yang memiliki ku dan seluruh kehidupan. kepada Dia yang sunggih berbaik hati atas hidupku dan seluruh kehidupanku.. Menyelimuti hati dan jiwa ku yang sentiasa menggerung dan berteriak2 meminta hala tuju.

aku ingin kembali pada pemilik Ku.. bagaimana aku harus membuang bebal ini. yang menghalangi aku melihat Nya, menggapai huluran tangan Nya. aku yang terlalu bebal untuk menilai kebaikan hati Nya.